Beranda | Artikel
Beberapa Dzikir dan Doa Dalam Ruku
Senin, 29 Januari 2024

TATA CARA SHALAT

Beberapa dzikir dan do’a dalam Ruku
Kemudian, jika orang yang shalat telah selesai membaca bacaan di atas, maka dia diam sebentar, kemudian mengangkat kedua tangannya hingga sejajar lurus dengan kedua bahunya, atau sejajar lurus dengan kedua telinganya, dan mengucapkan: Allahu Akbar lalu ruku’, dengan meletakkan kedua tangannya pada kedua lututnya, seakan-akan menggenggamnya sambil merenggangkan jari-jemarinya, menjauhkan kedua siku dari lambung, meluruskan punggungnya, dan menjadikan kepalanya sejajar lurus dengan punggungnya, dan harus thuma’ninah dalam ruku’nya sambil membaca bacaan-bacaan yang mengangungkan Allah padanya.

Kemudian, di waktu ruku’ seseorang boleh membaca beberapa zikir dan do’a, di antaranya:

سُبْحَانَ رَبِّيَ العَظِيمِ. أخرجه مسلم.

Maha suci Allah dan Maha agung

سبحان ربي العظيم وبحمده 

(Maha suci Allah dan Maha agung dan segala bagiNya)

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لي

(Maha Suci Engkau Ya Allah, Tuhan kami dan segala puji bagiMu, Ya Allah   ampunilah aku!).

سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ المَلائِكَةِ وَالرُّوحِ. أخرجه مسلم

Engkaulah Robb Yang Maha Suci, Tuhan para malaikat dan malaikat ruh (Jibril).

اللَّهُمَّ لَكَ رَكَعْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، خَشَعَ لَكَ سَمْعِي، وَبَصَرِي، وَمُخِّي، وَعَظْمِي، وَعَصَبِي. أخرجه مسلم

Ya Allah bagiMulah aku ruku’, kepadaMulah aku beriman, dan berserah diri, bagiMu pendegaran ini tertunduk khusyu’, begitu juga dengan pengelihatan, pikiran, tulang dan urat-uratku.

سُبْحَانَ ذِي الجَبَرُوتِ، وَالمَلَكُوتِ، وَالكِبْرِيَاءِ، وَالعَظَمَةِ

Maha Suci Allah yang memiliki keperkasaan, kerajaan, kebesaran dan keagungan.

Suatu kali membaca yang ini, dan suatu kali membaca yang lain demi menghidupkan sunnah dengan melaksanakannya dengan berbagai cara yang disyari’atkan.

Kemudian bangkit dari ruku sampai berposisi tegak berdiri, dan menegakkan tulang punggugnya sehingga setiap anggota badan kembali ke posisi semula, dan mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahunya atau telinganya, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, kemudian melepaskannya atau meletakkannya kembali di dadanya seperti yang telah disebutkan di atas. Dan apabila menjadi imam atau shalat sendirian maka dia membaca: سَمِعَ الله لِمَنْ حَمِدَه. متفق عليه.  “Sami’allahu liman hamidah“. (Muttafaq alaih)[1]

Apabila seseorang telah tegak dari ruku’nya, baik saat menjadi imam, atau makmum, atau saat shalat shalat sendirian, maka diringi membaca:

رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ. متفق عليه

Wahai Tuhan kami, dan segala puji bagiMu

رَبَّنَا لَكَ الحَمْدُ. أخرجه البخاري

Wahai Tuhan kami, segala puji bagiMu

اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الحَمْدُ. متفق عليه

Ya Allah!, Tuhan kami, segala puji bagiMu

اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ. أخرجه البخاري

Ya Allah! Tuhan kami, dan segala puji bagiMu

Dianjurkan untuk suatu waktu membaca yang ini, dan waktu yang lain membaca yang lain, demi menghidupkan sunnah, dan mengamalkannya dengan berbagai cara yang telah disyari’atkan.

Pada kesempatan lain boleh menambah bacaan di atas dengan membaca:

حَمْدًا كَثِيراً طَيِّباً مُبَارَكاً فِيْهِ. أخرجه البخاري.

Pujian yang banyak, baik dan berkah.

Dan boleh juga menambahnya dengan:

ملء السماء، وملء الأرض، وملء ما شئت من شيء بعد، اللهم  طهرني بالثلج والبرد والماء البارد، اللهم طهرني من الذنوب والخطايا كما ينقى الثوب الأبيض من الوسخ

(Pujian) sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu, Ya Allah!, sucikanlah diriku dengan  salju, embun dan air yang dingin, Ya Allah sucikanlah diriku dari dosa-dosa dan kesalahan sebagimana dibersihkannya pakian yang putih dari kotoran“.

Atau menambahnya dengan:

مِلْءُ السَّمَاوَاتِ، وَمِلْءُ الأَرْض وَمَا بَيْنَهُمَا، وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ، أَهْلَ الثَّنَاءِ وَالمَجْدِ، لا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلا يَنْفَعُ ذَا الجَدِّ مِنْكَ الجَدُّ. أخرجه مسلم

(Pujian) sepenuh langit dan bumi dan sepenuh apa yang di antara keduanya, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu, Engkulah Rabb yang layak dipuji dan dimuliakan, tiada yang bisa mencegah apa yang Engkau berikan dan tiada yang bisa memberi apa yang engkau tahan, serta tiada manfaat kekayaan bagi orang yang memilikinya (kecuali iman dan amal shaleh) hanya dariMulah kekayaan itu“.

Juga menambahnya dengan bacaan di bawah ini pada waktu yang lain:

مِلْءُ السَّماَوَاتِ وَالأَرْضِ، وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ، أَهْلَ الثَّنَاءِ وَالمَجْدِ، أَحَقُّ مَا قَالَ العَبْدُ، وَكُلُّنَا لَكَ عَبْدٌ، اللَّهُمَّ لا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلا يَنْفَعُ ذَا الجَدِّ مِنْكَ الجَدُّ. أخرجه مسلم

(Pujian) sepenuh langit dan bumi dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu, Engkulah Rabb yang layak dipuji dan dimuliakan, Ya Allah tiada yang bisa mencegah apa yang Engkau berikan dan tiada yang bisa memberi apa yang engkau tahan, serta tiada manfaat kekayaan bagi orang yang memilikinya (kecuali iman dan amal shaleh) hanya dariMulah kekayaan itu“.

Disunnahkan berdiri lama dalam posisi I’tidal dan thuma’ninah

[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي   (Ringkasan Fiqih Islam Bab : Ibadah العبادات ) Penulis : Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri  Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] Shaihi Bukhari no (732), shahih Muslim no (411)


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/97341-beberapa-dzikir-dan-doa-dalam-ruku.html